Menggunakan rumus-rumus statistik memerlukan kecermatan dalam mengamati data yang diperoleh. Bentuk-bentuk kesesatan dalam perhitungan sttatistik dapat dibedakan sebagai berikut:
- Sampling yang tidak mewakili populasi
Bentuk generalisasi yang sangat tergesa-gesa dalam statistik adalah bentuk kesesatan utama. Kesesatan ini terjadi karena sampling yang diambil tidak mewakili populasi, sehingga generalisasinya juga tidak benar.
Misalnya:
Pengumpulan pendapat tentang sesuatu yang meresahkan masyarakat, ditujukan kepada pelanggan telepon. Apa yang diperoleh pasti tidak akan dapat mewakili populasi. Oleh karena pelanggan telepon itu untuk Indonesia:
- Tergolong masyarakat kelas menengah ke atas;
- Ada kecenderungan menutup diri, serta kurang peduli dengan situasi di sekitarnya.
Kesesatan ini dapat dihindari dengan kecermatan di dalam mengamati sumber data, sehingga metode yang akan dipergunakan dalam pengumpulan data dapat diseuaikan.
- Penerapan gejala individual yang tidak bersifat umum
Kesesatan ini berwujud salah tafsir dalam statistik yang lazimnya berlaku bagi orang awam.
Misalnya:
Beberapa orang yang secara kebetulan dijumpai untuk diwawancarai memanglah seorang pekerja keras, tekun dan tidak kenal lelah. Atas dasar data yang diperoleh itu segera disimpulkan bahwa seluruh bangsa tersebut merupakan bangsa yang pekerja keras dan tekun.
- Kepercayaan kepada statistik
Hasil perhitungan statistik merupakan suatu ketelitian dan kecermatan serta mengikuti metode analisis yang telah terbukti pasti. Statistik mempergunakan juga istilah-istilah tertentu seperti: mean, penyimpangan, korelasi yang dapat dipercaya dan pasti. Namun demikian statistik itu tidak dapat melepaskan diri dari probabilitas dan kadar kebenarannya menunjukkan suatu derajat kemungkinan tertentu.
Misalnya:
- Taraf kepercayaannya 95%;
- Analisisnya akan merupakan bukti kebenaran hipotesis, apabila perhitungan statistikya telah menemukan bahwa sesuatu yang dicari kebenarannya itu, lebih besar dari sesuatu dan lebih kecil dari sesuatu yang lain.
- Kesesatan korelasi secara kebetulan
Kesesatan ini dapat terjadi, karena ada gejala korelasi sementara yang penyebabnya persamaan waktu ataupun persamaan kepentingan namun dipercaya sebagai sesuatu yang dianggap korelasi rill.
Contoh 1:
Ada 2 orang yang dalam waktu bersamaan menggali sebuah harta karun di dasar laut, karena tenggelamnya sebuah kapal pada masa itu. Kebersamaan itu belum membuktikan bahwa mereka itu sebuah partner kerja, hanya bentuk luarnya saja yang sama, sedang sesungguhnya mereka itu saingan atau musuh.
Contoh 2:
Dalam serial film televisi, sering ditayangkan 2 kelompok atau lebih yang memburu seseorang atau segerombolan orang. Kelompok pertama mungkin polisi, sedang kelompok lainnya mungkin detektif swasta yang dibayar untuk membalas dendam. Pada saat kritis, dipertunjukkan mereka bekerja sama, namun setelah itu mereka akan merupakan kelompok yang terpaksa berhadapan satu sama lain karena perbedaan misi.
sumber: Kesesatan-Kesesatan dalam Penalaran, Drs. Heru Suharto, S.Fi
Tidak ada komentar:
Posting Komentar